Makam Teuku Umar salah satu
dari situs cagar budaya yang terdapat di Proinsi Aceh. Makam ini berlokasi di
Desa Mugo, Kecamatan Kaway XVI, Meulaboh Aceh Barat.
Makam ini menjadi salah satu objek wisata yang menarik, dimana lokasi wisata ini berjarak 25 km dari kecamatan atau 36 km dari kabupaten. Jika ingin mengunjungi tempat ini, wisatawan sudah bisa melihat gapuranya dari pinggir jalan raya Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat, Desa Mugou Rayeuk, Kecamatan Panton Reu.
kompleks makam pahlawan ini dilengkapi fasilitas untuk memudahkan para pengunjung, seperti toilet, mushola, dan balai-balai beristirahat. Di makam ini, para wisatawan dapat mengingat perjuangan seorang pahlawan nasional dari Aceh dalam melawan penjajah.
Riwayat Singkat Teuku Umar.
Teuku Umar sebagai Pahlawan Aceh dan Pahlawan Nasional sudah cukup dikenal. Bernama lengkap Teuku Umar Djohan Pahlawan, yang nenek moyangnya berasal dari Minangkabau, turunan Datuk Makudum Sati, pahlawan kelahiran Meulaboh, Aceh Barat, pada tahun 1854, dikenal sebagai orang sakti. Sangat lihai dan ahli dalam siasat perang.
Makam ini menjadi salah satu objek wisata yang menarik, dimana lokasi wisata ini berjarak 25 km dari kecamatan atau 36 km dari kabupaten. Jika ingin mengunjungi tempat ini, wisatawan sudah bisa melihat gapuranya dari pinggir jalan raya Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat, Desa Mugou Rayeuk, Kecamatan Panton Reu.
kompleks makam pahlawan ini dilengkapi fasilitas untuk memudahkan para pengunjung, seperti toilet, mushola, dan balai-balai beristirahat. Di makam ini, para wisatawan dapat mengingat perjuangan seorang pahlawan nasional dari Aceh dalam melawan penjajah.
Riwayat Singkat Teuku Umar.
Teuku Umar sebagai Pahlawan Aceh dan Pahlawan Nasional sudah cukup dikenal. Bernama lengkap Teuku Umar Djohan Pahlawan, yang nenek moyangnya berasal dari Minangkabau, turunan Datuk Makudum Sati, pahlawan kelahiran Meulaboh, Aceh Barat, pada tahun 1854, dikenal sebagai orang sakti. Sangat lihai dan ahli dalam siasat perang.
"Dalam usia 19
tahunTeuku Umar sudah jadi Keuchik atau kepala kampung di daerah Daya
Meulaboh ini, sulit ditaklukan Belanda . Suami Cut Nyak Dhien ini gugur di
medan pertempuran setelah ada pengikutnya berkianat dan memberitahukan kepada
Belanda bahwa Teuku Umar hanya bisa ditembus peluru emas,"
Semasa hidupnya Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien sama-sama bekerja keras berjuang untuk melawan Belanda. Melihat tentara Aceh semakin hari semakin terdesak oleh serangan agresif pasukan Belanda, Teuku Umar memasang siasat dan taktik strategi untuk berpura-pura memihak dan bekerja sama dengan Belanda.
Pada tahun 1883, Teuku Umar menyerahkan diri dan memihak kepada Belanda. Umar dipercaya melatih tentara Belanda perang gerilya dan memimpin penumpasan perlawanan rakyat Aceh. Hingga akhirnya Umar dapat hadiah besar berupa uang dan materi lainnya. Hadiah itu digunakan untuk menambah modal perang tentara Aceh yang dikirim secara rahasia.
Bahkan ketika Umar ditugasi menumpas Raja Teunom yang menawan kapal Inggris, Teuku Umar dalam perjalanan merebut seluruh senjata dan seluruh amunisinya beserta seluruh perlengkapan perang tentara Belanda yang menyertainya.
Pada Februari 1899 Jenderal Van Heutsz berada di Meulaboh, Teuku Umar berniat mencegat dan menangkapnya. Namun, justru gerak gerik Umar telah diketahui Belanda, sehingga Belanda menyiapkan pasukan yang cukup kuat di perbatasan Meulaboh untuk menghadang Umar.
Pada malam menjelang 11 Februari 1899 Umar kaget pasukannya dihadang Belanda. Pertempuran hebat pun terjadi. Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang menembus dadanya. Agar jenazah Umar tak diambil Belanda, anak buah Umar membawanya dan mengelabui dengan membuat enam petilasan makam dan terakhir di tempat Teuku Umar dimakamkan sekarang, di Desa Meugo, sekitar 40 km dari Kota Meulaboh.
Semasa hidupnya Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien sama-sama bekerja keras berjuang untuk melawan Belanda. Melihat tentara Aceh semakin hari semakin terdesak oleh serangan agresif pasukan Belanda, Teuku Umar memasang siasat dan taktik strategi untuk berpura-pura memihak dan bekerja sama dengan Belanda.
Pada tahun 1883, Teuku Umar menyerahkan diri dan memihak kepada Belanda. Umar dipercaya melatih tentara Belanda perang gerilya dan memimpin penumpasan perlawanan rakyat Aceh. Hingga akhirnya Umar dapat hadiah besar berupa uang dan materi lainnya. Hadiah itu digunakan untuk menambah modal perang tentara Aceh yang dikirim secara rahasia.
Bahkan ketika Umar ditugasi menumpas Raja Teunom yang menawan kapal Inggris, Teuku Umar dalam perjalanan merebut seluruh senjata dan seluruh amunisinya beserta seluruh perlengkapan perang tentara Belanda yang menyertainya.
Pada Februari 1899 Jenderal Van Heutsz berada di Meulaboh, Teuku Umar berniat mencegat dan menangkapnya. Namun, justru gerak gerik Umar telah diketahui Belanda, sehingga Belanda menyiapkan pasukan yang cukup kuat di perbatasan Meulaboh untuk menghadang Umar.
Pada malam menjelang 11 Februari 1899 Umar kaget pasukannya dihadang Belanda. Pertempuran hebat pun terjadi. Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang menembus dadanya. Agar jenazah Umar tak diambil Belanda, anak buah Umar membawanya dan mengelabui dengan membuat enam petilasan makam dan terakhir di tempat Teuku Umar dimakamkan sekarang, di Desa Meugo, sekitar 40 km dari Kota Meulaboh.
0 komentar: