Pasuruan cobalah untuk mampir berziarah ke makam waliyullah
yang terletak di belakang komplek rest area Swadesi. Disana terdapat makam Mbah
Ratu Ibu yang memiliki nama asli Syarifah Khadijah putri dari Syarif
Hidayatullah (Sunan Gunung Jati,
salah satu walisongo). Cerita dimakamkannya Mbah Ratu Ayu
Ibu di Bangil ini bermula ketika suatu saat putri Sunan Gunung Jati ini,
mendadak dirundung rasa kangen yang begitu dalam kepada kedua putranya yang
tengah belajar agama di pondok pesantren milik Mbah Soleh Semendi di daerah
Winongan, yang tak lain adalah masih familinya.
Akhirnya berangkatlah beliau mengunjungi kedua putranya,
Sayid Arif Basyaiban, Segoropuro dan Sayid Sulaiman Mojoagung yang belajar di
pesantren di Winongan. Namun sepulang menjenguk kedua putranya tersebut, Mbah
Ratu Ibu mendadak sakit saat di daerah Bangil dan akhirnya meninggal. Setelah
meninggal Syarifah Khadijah dimakamkan di pemakaman di daerah yang sekarang
disebut dengan Wetan Alun karena memang letaknya di Wetan (Bahasa Jawa yang
artinya Timur) dari alun-alun Bangil.
Melahirkan keturunan berupa ulama besar di Pasuruan tidaklah
tercetak dengan sendirinya. Sebab, selain silsilah dari salah satu Wali Songo,
suami Alhababah Syarifah Khodijah juga orang terhormat. Yakni, Habib
Abdurrohman bin Umar Baasyaiban. Di kalangan orang Jawa, Habib Abdurrahman
lebih dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir. Sayangnya, sejarah-sejarah Islam
seperti ini, tidak banyak diwariskan buat cerita anak cucu kita. Di
sekolah-sekolah, jarang sekali yang mengajarkan tentang sejarah Islam. Padahal
ini sangat penting artinya.
Dikisahkan, "Pernah ada anak usia 12 tahun yang sejak
lahir tidak bisa bicara. Tapi tiba-tiba bisa bicara setelah menghadiri haul
Mbah Ratu Ibu ini, dan ini adalah salah satu karomah wali perempuan disini mas.
Karena wali perempuan jarang, makanya karomahnya begitu hebat," ujar salah
satu warga di sekitar makam.
Komplek ini terletak persis dibelakang rest area swadesi,
diperikirakan berumur sudah ratusan tahun, sebelumnya komplek ini tak ada
bedanya dengan komplek-komplek makam yang lain, hanya komplek makam biasa,
suatu saat ada seorang kyai dari daerah Lawang Malang bernama Kyai Ba'bud
mengunjungi komplek ini dan menemukan sebuah makam yaitu makam Syarifah
Khadijah , Kyai Ba'bud mempercayai kalau makam ini bukan makam dari orang biasa
atau lebih tepatnya seorang wali menurutnya, maka kemudian dibangun sebuah
kijing (bangunan makam) dan dalam perkembangannya dibangunkan sebuah gedung
untuk menandai komplek tersebut, dalam komplek ini terdapat beberapa makam
diantaranya makam Syarifah Khadijah (Mbah Ratu Ayu/Ratu Ibu), Abdullah Bin
Abdur Rahman, dan pembantunya, serta makam KH.Qosyim Muzammil, juga terdapat
satu makam lagi yang terpisah dari bangunan ini, terletak di sebelah timurnya
yaitu makam Habib Qosim Basyaiban.
Komplek ini banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah
dan berbagai kalangan, apalagi ketika digelar acara Haul peringatan wafatnya
Mbah Ratu Ibu , ratusan peziarah dari seluruh pulau jawa dan dari berbagai
daerah di seluruh nusantara berkumpul disini untuk memperingati Haulnya.
Komplek pemakaman ini didukung dengan adaanya Masjid, Rest
Area dengan rumah makan yang menyajikan makanan khas Bangil seperti Gule Sate
serta lahan parkir yang cukup luas, di tambah lagi UKM-UKM khas seperti busana
bordir , souvenir juga terdapat dalam satu komplek. Akses untuk menuju komplek
ini juga sangat mudah karena terdapat Halte tempat transit travel, bus antar
kota dan antar propinsi yang menuju Surabaya , Probolinggo, Banyuwangi, Bali
dan Lombok, yang hampir semua berhenti di tempat ini yang dikenal dengan
swadesi.
Makam Mbah Ratu Ayu
Jalan Untung Suropati, Kersikan, Bangil, Kersikan, Bangil,
Pasuruan, Jawa Timur 67153
0 komentar: